Rabu, 06 Juni 2012

UANG KULIAH NAIK TURUN


Berita mengenai kenaikan biaya kuliah untuk tahun ajaran 2012 santer terdengar dan menjadi perbincangan yang sangat ditunggu kelanjutannya

3 juni 2012 di ruang siding agrokomplek lantai 2 pukul 09.23 wita telah berkumpul Bapak dekan beserta para pembantu dekan, Kepala Jurusan Agriekoteknologi dan 11 mahasiswa yang mewakili OKFP. Pertemuan ini membahas Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang akan diterapkan dilingkungan Universitas Udayana berdasarkan surat edaran Dirjen Pendidikan Tinggi  (Dikti) No. 21/E/T/2012.

UKT ini bermaksud untuk meringankan beban biaya kuliah karena biaya langsung dan tidak langsung seperti wisuda, kkn, praktikum dan lain-lain dijumlahkan dan dibagi rata dalam 8 semester atau 4 tahun sehingga tidak akan ada pungutan selama kuliah.

Pertemuan yang berlangsung hingga pukul 4 sore ini menghasilkan kesepakatan bahwa untuk tahun 2012 biaya kuliah mahasiswa Fakultas Pertanian UNUD yang dibebankan tiap semester sebesar Rp 2.600.000 dengan berbagai rincian yang akan ditransparasikan pada forum selanjutnya oleh Dekan dan jajarannya namun ada hal yang mengejutkan setelah besaran uang kuliah itu disepakati yaitu penyusutan biaya kuliah menjadi Rp 2.200.000 berdasarkan putusan Rektor Universitas Udayana.

Putusan rektor itu diberitahukan oleh dekan Fakultas Pertanian UNUD  hari selasa, 5 Juni 2012 diruang sidang agrokomplek namun para delegasi OKFP tidak mau menyepakati karena selain biaya ini akan mematikan pendanaan kegiatan kemahasiswaan hingga hal-hal lainnya sebab rincian pendanaan belum bisa dipastikan oleh pihak dekanat. Jadi, hingga saat ini Fakultas Pertanian UNUD masih belum ada kepastian untuk besaran biaya kuliah tahun 2012. (ay/khlo)



Senin, 05 Desember 2011

Botanical Trip Mini di Pekan Flori Flora Nasional 2011




            “Indonesia Horticulture Festival 2011, 18-22 November 2011, Matahari Terbit Beach, Sanur-Bali”. Inilah tulisan yang terpajang besar pada spanduk di salah satu jalan di Kota Denpasar. Melihat ada event unik itu, aku mulai tertarik untuk berkunjung. Lelah dan penat macet di perjalanan menuju Pantai Matahari Terbit, Sanur pun terobati, ketika melihat stan-stan dan lokasi Pekan Flori Flora Nasional (PFFN) yang dipenuhi tanaman hortikultura. Tak hanya tanaman hortikultura, beragam acara pameran produk hortikultura, kontes tanaman hias, serta kegiatan lainnya turut menghiasi acara ini.

Pintu Awal - Pintu masuk awal di PFFN 2011 yang berlokasi di Pantai Matahari Terbit, Sanur-Bali

            Sesaat menginjakkan kaki pertama di event nasional tersebut, ternyata tak hanya satu jenis tanaman yang aku jumpai. Terdapat ratusan jenis tanaman menghiasi areal di salah satu kawasan Sanur tersebut. Dan, stan-stan tanaman hortikultura yang ada di PFFN berasal dari seluruh Indonesia. Seluruh provinsi di Indonesia serta kabupaten yang ada di Bali turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.


Pengunjung PFFN 2011 – PFFN 2011 ramai dikunjungi masyarakat

            Seraya tak ingin ketinggalan event ini, aku mulai mengitari stan-stan tanaman yang ada di PFFN 2011. Ingin melihat sesuatu yang beda. Itulah hal yang aku lakoni sesaat memulai perjalananku mengunjungi stan-stan tanaman di areal tersebut. Di mulai dari kunjungan pertama melihat stan-stan tanaman dari seluruh kabupaten di Bali, hingga melihat stan-stan yang diisi oleh provinsi-provinsi di Indonesia. Beragam tanaman yang unik hingga umum pun turut menghiasi masing-masing stan.


Stan Kota Denpasar – Terlihat beberapa petugas tengah duduk di depan Stan tanaman Kota Denpasar


Stan KalBar - Stan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat turut meramaikan PFFN 2011

            Tak lama berselang, pandanganku tertuju pada salah satu areal yang bisa terbilang unik dan wajib untuk dikunjungi. Arena Jambore Varietas Hortikultura, itulah nama arealnya. Menampilkan berbagai jenis tanaman buah, sayur, hingga tanaman hias dalam satu lahan, membuatku terhenyak betapa melimpahnya tanaman hortikultura dalam areal tersebut. Beragam varietas tanaman disajikan di areal ini.


Pintu Jambore – Arena Jambore Varietas Hortikultura di Pekan Flori Flora Nasional 2011







Tanaman di Arena Jambore - Tanaman melon dan terong hibrida yang dapat ditemui di Arena Jambore Varietas Hortikultura.

            Perjalanan pun ku lanjutkan menuju areal kontes tanaman bonsai. Begitu banyak tanaman bonsai yang mengikuti kontes ini. Dari bonsai berukuran kecil hingga bonsai berukuran besar menghiasi kompetisi ini. Bentuk bonsai yang diikutkan kontes memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri.
Kontes Bonsai – Tanaman bonsai yang diikutkan kontes dalam event PFFN 2011

            Tak hanya bonsai, adenium pun turut menghiasi areal ini. ASPAD (Asosiasi Penggemar Adeniu) Bali turut mengisi salah satu areal di PFFN 2011. Dengan beragam bentuk unik dari adenium, turut memanjakan mata untuk melihatnya. Dari bentuk adenium bonsai, bentuk kucing, hingga bentuk naga membuatku sedikit tergelitik dengan bentuk-bentuknya itu.

Adenium Kucing – Salah satu tanaman adenium yang dibentuk seperti kucing merupakan tanaman adenium dari ASPAD Bali.

            Setelah meninggalkan areal tanaman adenium, aku mulai berjalan beberapa langkah menuju stan tanaman hias miliki beberapa pengusaha tanaman hortikultura di Bali dan luar Bali.


 
Stan tanaman – Terlihat beberapa stan tanaman hias turut berpartisipasi dalam Pekan Flori Flora Nasional 2011

            Sungguh mengagumkan ketika mengunjungi Pekan Flori-Flora Nasional 2011 yang pertama kali diadakan di Bali. Banyak informasi khususnya mengenai pertanian dapat diperoleh ketika berkunjung di event ini. Pengalaman pertama dan tak terlupakan. Tak ada salahnya jika ber-botanical trip mini di Pekan Flori-Flora Nasional 2011. Selamat mengunjungi PFFN 2011. (Adi M’09).

Kamis, 17 November 2011

Petani Isi Seminar Nasional

Siapa bilang petani kerjanya cuma disawah aja??
Siapa bilang petani itu cuma bisa berlumpu-lumpur ria aja?
Siapa bilang petani itu kolot?
Semua itu terbantahkan, kini petanipun bisa menjadi narasumber pada seminar nasional.
Saatnya petani unjuk gigi pada acara seminar nasional (17/11/11) yang diadakan oleh PS. Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana. seminar yang diadakan digedung pasca sarjana UNUD ini diisi dengan 4 pemateri yang handal dalam bidang pertanian khususnya subak dan pariwisata juga. Yang berbeda dari seminar nasional ini adalah salah satu narasumber/ pemateri ini adalah petani yang juga merupakan pekaseh subak Lod Tunduh, bapak Ketut Suardika. Kualitas penyampaian materi juga tak kalah hebat dengan pemateri lainnya yaitu Ir. Ketut Suamba, MP ( Pakar Subak), Dr. AAP Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc ( Ketua Puslitbudpar Unud), Ida Bagus Kade Subhiksu, MM ( Kadiparda Bali).
Meskipun dengan sedikit minder pada awalnya namun selanjutnya bapak suardika ini mampu menguasai suasana dan menyetarai narasumber lainnya, "ya, pertama-tama saya mohon maaf kalau cara penyampaian saya tidak sebagus seperti narasumber lainnya yang sudah biasa memberikan seminar seperti ini, ujar bapak yang menggunakan kemeja kotak-kotak tersebut". Isi dari materi yang dibawakan oleh beliau adalah pengalaman empirik dalam mengelola subak sebagai salah satu pelaku wisata. diketahui bahwa bali adalah pulau pariwisata sehingga sektor pertanian inipun tak mau ketinggalan oleh trend yang ada. dalam seminar bertemakan " community-base enterprises sebagai wahana sinergitas subak dan pariwisata" ini memaparkan bahwa pertanian dan pariwisata jika disinergiskan akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi kedua pelaku bisnis ini tanpa harus ada ketimpangan-ketimpangan.
Pengalaman yang dimiliki oleh bapak Suardika yang juga merupakan pekaseh dari subak Lod Tunduh ini sangatlah bagus, dengan binaan dari dosen-dosen SOSEK FP UNUD mulai tahun 2004 ini telah menjadikan subak ini maju, terbukti dengan mulai dilakukannya penambahan aktivitas ekonomi yaitu agrowisata (Tracking, Penelitian, dll) di subak ini, sudah pasti aktivitas ekonomi ini menambahkan profit yang cukup besar bagi petani subak ini.
Sudah barang pasti bahwa jika ada keinginan sector pertanian ini juga merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, jadi bagi para pemuda-pemuda calon sarjana pertanian janganlah minder, lakukan yang terbaik maka hal yang baikpun akan terjadi. Keep Spirit Guys! (Ay/ Khlo)

Sabtu, 30 April 2011

INILAH BURSA CALON DEKAN FP PERIODE 2011-2015

“Dekanat yang terpilih harus memiliki kualitas keilmuan yang baik dan juga sebagai leader yang baik.” ungkap Prof. Dr. Ir. N. Netera Subadiyasa selaku ketua panitia pemilihan calon Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana Tahun 2011.

Suasana pagi Jumat (29/04/2011) mendadak diramaikan sekumpulan civitas Fakultas Pertanian di Ruang Ekstensi Fakultas Pertanian Kampus Sudirman UNUD. Tidak hanya dosen, tampak pula pegawai dan beberapa mahasiswa Fakultas Pertanian yang berkumpul sembari melakukan pemilihan calon Dekan Fakultas Pertanian UNUD. Pemilihan yang melibatkan suara dari dosen-dosen, pegawai, fungsionaris dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian UNUD, dan fungsionaris dari Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas Pertanian UNUD menjadikan daya tarik tersendiri.

Berkumpul- Terlihat dosen-dosen Fakultas Pertanian UNUD sedang berkumpul di areal parkir Fakultas Pertanian UNUD Kampus Sudirman dalam acara pemilihan calon Dekan FP Tahun 2011

Rabu, 20 April 2011

ULAT BULU DI BALI? JANGAN PANIK

“Fenomena ulat bulu di Bali sudah menjadi isu internasional, dan tampaknya perlu pemahaman yang lebih untuk  menyikapi ulat bulu ini.” ungkap Prof. I Wayan Supartha salah satu tim peneliti wabah ulat bulu di Bali dari Fakultas Pertanian, Universitas Udayana dalam seminar Bioekologi dan Rekomendasi Pengendalian Ulat Bulu yang diadakan di Ruang Sidang Lantai 3 Pasca Sarjana Universitas Udayana (20/4/2011).

Seminar yang diadakan selama tiga jam, tampaknya banyak menyedot perhatian kalangan dosen, dinas terkait, maupun mahasiswa.  Menurut I Putu Sudiarta selaku ketua panitia seminar mengatakan bahwa tujuan diadakan seminar ini agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi mengenai wabah ulat bulu yang menyerang di beberapa kabupaten di Bali.

Pada seminar tersebut, dibahas hasil penelitian dari tim peneliti ulat bulu Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang menyebabkan meledaknya populasi hama ulat bulu di Bali. Kasus meledaknya populasi hama ulat bulu di Bali ini pertama kali ditemukan di Desa Bakti Seraga, Buleleng. Hanya hitungan hari, wabah ulat bulu sudah menyebar di beberapa kabupaten di Bali, seperti Kota Denpasar, Gianyar, Jembarana, Karangasem, Klungkung, dan Tabanan.

Melihat penyebaran ulat bulu yang begitu cepat serta pemberitaan di media massa yang cukup menghebohkan masyarakat, tim peneliti Fakultas Pertanian Universitas Udayana bekerja sama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali segera melakukan pengecekan. Dari hasil yang diperoleh, salah satu spesies ulat bulu yang berhasil diidentifikasi yaitu dari famili Lymantriidae.
Prof. Ir. I Wayan Susila MS (paling kiri), Prof. Dr. I Wayan Supartha MS (dua dari kiri), Ir. I Ketut Sumiartha M.Agr (dua dari kanan), dan Dr. Alit Susanta M.Agr (paling kanan)

Minggu, 27 Februari 2011

Acara Jejak Karya dari Komunitas Mahasiswa Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian Universitas Udayana



Ayo Baca Buletin Khlorofil Edisi Ke-4 Online

Kini teman-teman yang tidak kebagian buletin LPM Khlorofil tak usah cemas. Teman-teman dapat membaca buletin kami hanya dengan menjelajah dunia maya. Kini Buletin Khlorofil Edisi Ke-4 dapat teman-teman akses melalui link berikut ini :
[Baca Buletin Khlorofil Edisi Ke-4 Januari 2011 Online]

Buletin Khlorofil Edisi Ke-4 Januari 2011

Nikmati sensasi baru buletin kami. (redaksi)