Senin, 27 Desember 2010

SUMPAH “kami” PEMUDA Indonesia

Oleh:
Aulia Akbar


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Naskah sumpah pemuda yang sudah pasti sering didengar setiap upacara bendera tanggal 28 oktober saat masih duduk di bangku sekolah dan mungkin sampai sekarang disaat kita telah berubah status menjadi mahasiswa sudah tentunya memberi arti tersendiri bagi kita sebagai kaum intelektual muda yang sedang berjuang melawan keterpurukan cita-cita sebagai pelajar di Negeri ini. Naskah yang diikrarkan untuk pertama kalinya pada 82 tahun yang lalu itu merupakan bukti otentik lahirnya bangsa Indonesia atas dasar rasa persatuan dalam hal: Sejarah, Bahasa, Hukum Adat, Pendidikan, dan Kemauan.
Sumpah pemuda telah memberikan makna yang mendasar bagi persatuan bangsa dan para pemuda Indonesia, dimana Peran Pemuda tidak pernah terlepas dari sejarah memperjuangkan keutuhan bangsa di Ibu pertiwi ini. Sejak awal Boedi Oetomo di tahun 1908 sampai pada runtuhnya rezim Soeharto, pemuda telah memberikan bukti bahwa mereka merupakan tombak pembawa perubahan yang dimiliki Negeri ini.

Tentunya sebagai bagian dari pemuda Indonesia, yang ber-lebel-kan mahasiswa Pertanian kita dapat memaknai Sumpa pemuda dalam aplikasi tri dharma perguran tinggi yang kita emban sejak memakai almamater biru kecintaan kita. Makna persatuan yang terdapat dalam naskah gagasan Muhammad Yamin tersebut harus dapat menjadi amunisi bagi kita sebagai perpanjangan tangan petani-petani negeri ini merebut hak-haknyanya yang masih termonopoli oleh kejamnyanya pergejolakan kapitalisme yang tak mengenal keadilan sosial dan keadilan ekonomi dan merajai pasar di Negara ini, Dimana saat ini kesejahteraan taraf hidup hanya menjadi “mimpi di siang bolong” bagi mereka yang setia mengabdikan diri demi lambung dan identitas negara yang terkenal agraris di mata dunia.

Sedikit flashback, Tri Darma Perguruan tinggi yang berisikan akademik, penelitian dan pengabdian, adalah konsekuensi bagi kita yang telah terlanjur menjadi pelajar di jenjang perguruan tinggi. Dalam bidang Akademik mengharuskan kita untuk senantiasa menjadi pemuda yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, Senantiasa menggunakan intelektualnya dalam menjawap peristiwa-peristiwa yang membutuhkan solusi yang bijaksana. Dalam hal penelitian menuntut kita harus selalu mengaplikasikan ilmu untuk mencari inovasi-inovasi yang berguna bagi persatuan bangsa ini. Dan yang terakhir pengabdian, yang memberikan ketegasan bahwa nasib masyarakat ini kelak adalah tangung jawab kita, tiada satu kata pun yang dapat membenarkan kita untuk lari dan acuh tak acuh akan hal ini, kecuali dengan melepaskan almamateur dan pergi layaknya seorang looser yang keluar dari arena pertarungan hidup.


“Maju terus pemuda-pemuda intelektual bangsa, Patahkan ilalang-ilalan yang menjadi penghalang bagi jangkauan mimpi-mimpimu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar