“Kritis itu bukan saling menjatuhkan, kritis bukan tidak menerima, dan kritis bukan menolak. Kritis itu peduli terhadap problematika yang ada di sekitar kita.”
Jumpa dekan telah terlaksana. Untuk pertama kalinya kegiatan ini kembali diadakan oleh mahasiswa, khususnya BPM FP. Rasa lebih lega karena unek-unek dan keluhan-keluhan yang dirasakan selama ini telah tersampaikan. Walau sejauh ini belum ada kepastian tindakan yang akan dilakukan menanggapi semua permasalahan tersebut. Minimal, terdapat kesepahaman antara jajaran pemimpin dan mahasiswa FP mengenai problematika kampus yang ada.
Jumpa dekan telah terlaksana. Untuk pertama kalinya kegiatan ini kembali diadakan oleh mahasiswa, khususnya BPM FP. Rasa lebih lega karena unek-unek dan keluhan-keluhan yang dirasakan selama ini telah tersampaikan. Walau sejauh ini belum ada kepastian tindakan yang akan dilakukan menanggapi semua permasalahan tersebut. Minimal, terdapat kesepahaman antara jajaran pemimpin dan mahasiswa FP mengenai problematika kampus yang ada.
Ruang 10 Fak. Pertanian Kampus Bukit Jimbaran, Rabu (15/12/2010) ramai dipenuhi mahasiswa. Riuh rendah suara obrolan dari berbagai sudut masih terdengar. Empat kursi dibalik meja yang telah dihias sedemikan rupa masih nampak kosong walau waktu telah menunjukkan lewat 30 menit. Sesekali pembawa acara mempermaklumkan karena Bapak Dekan belum tiba di ruangan. Sejenak perhatian tertuju, kemudian semua kembali melanjutkan obrolan yang sempat terputus.
Perlahan suasana menenang, nampak Bapak Agung Supadma, selaku PD III, memasuki ruangan dan memilih kursi paling utara. Tak lama berselang nampak Bapak Dekan mempercepat jalannya bersama bapak PD I dan PD II dan mengisi kursi yang masih kosong.
Sedikit senyum nampak diwajah Bapak Dekan, dalam sambutannya beliau menyatakan rasa senang dapat berjumpa bersama para mahasiswa untuk membicarakan berbagai masalah yang dirasakan demi kampus yang lebih baik. Kondisi ruangan yang penuh oleh mahasiswa juga merupakan suatu hal membanggakan bagi beliau, bila melihat tahun-tahun sebelumnya, kini jumlah keluarga besar FP telah bertambah.
Hal senada dirasakan juga oleh Agus Dwi G., Ketua BEM FP UNUD 2010-2011. “Menurut saya telah ada peningkatan di FP, khususnya dalam jumlah mahasiswa.” ungkapnya. Pernyataannya itu mengawali pandangannya tentang FP selama satu tahun ini. Dengan selembar catatan di tangan kirinya, Agus Dwi pun menyampaikan beberapa masalah klasik untuk ditanggapi. Kondisi fasilitas, kebersihan toilet, keindahan taman, keamanan kampus, sekretariat OKFP, dan lain-lain. Namun, nada bicaranya sedikit meningkat ketika mulai menyampaikan aspirasinya tentang kurikulum perkuliahan yang terus berubah. Agaknya, perubahan kurikulum ini memang telah banyak membuat mahasiswa bingung dalam membuat rencana studinya.
“Perubahan kurikulum ini bukan hanya menjadi masalah bagi kampus kita, semua Fakultas Pertanian kecuali IPB dan UGM kebingungan terhadap hasil SK No. 163 tahun 2007 ini” ungkap I Gst. Ngurah Raka selaku PD I yang membidangi Akademik. “Memang terjadi perubahan, namun kami masih mengusahakan agar permasalahan ini cepat terselesaikan, mengingat semester enam sudah dekat sehingga harus sudah penjurusan.” Tanggapan serupa pula disampaikan oleh dekan, “perubahan kurikulum ini menyesuailkan dengan kearifan lokal masing-masing daerah dan hasil rapat senat terakhir menganggap kurikulum dengan sistem penjurusan di semester enam inilah yang terbaik. Tentunya dengan pertimbangan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia kerja”, papar beliau.
Satu persatu perwakilan dari masing-masing OKFP menyampaikan aspirasinya kepada dekan. Bergiliran pula dekan, PD I, PD II, dan PD III menanggapi semua aspirasi mahasiswa. Sambil sekali-kali melontarkan guyonan untuk kembali memeriahlah suasana.(I Nyoman Darma Yasa*)
*) Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, FP UNUD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar