Kondisi jalan yang penuh sesak akan kendaraan di kota membuat kami sedikit jenuh. Niat untuk me-refresh-kan otak pun mulai timbul dibenak kami. Arah mata angin memandu kami untuk segera menjelajahi Museum Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB) yang terletak di kawasan Kebun Raya Eka Karya Bedugul.
Tak terasa perjalanan selama dua jam dari kota Denpasar menuju kawasan Bedugul begitu cepat. Hawa dingin mulai terasa merasuki sendi-sendi tulang. Nafas yang sebelumnya dipenuhi akan padatnya karbondioksida, mulai sejuk ketika kami sampai di kawasan hutan tropis ini. Mata pun mulai dimanjakan dengan pemandangan kebun petani sayur serta pepohonan yang rindang menghiasi jalan kami menuju areal museum.
Ketika kami sampai di tempat tujuan, terlihat wanita paruh baya sedang asyik berkutat dengan daun tanaman di dalam ruangan. Papan warna hijau yang bertuliskan Museum Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB) makin memantapkan langkah kami memasuki ruangan itu. Unik, kesan pertama kami ketika mulai memasuki ruangan yang dipenuhi rak-rak kayu, kaca, dan plastik itu.
Sambutan hangat dari wanita itu pun membuat kami melebarkan senyuman padanya saat berada di dalam museum. Tanya pun mulai menggelayuti pikiran kami ketika melihat rak-rak yang penuh dengan dokumen-dokumen yang tak berani kami sentuh. Hal yang pertama kami lakukan ialah bertanya pada wanita paruh baya itu mengenai dokumen yang ada di dalam rak tersebut. Ia pun mengajak kami untuk membuka dokumen tersebut. “Penuh dengan herbarium”, itu hal yang pertama kami rasakan ketika mulai membuka satu-per-satu dokumen itu. Ternyata, di dalam dokumen itu tersimpan berbagai macam herbarium yang dikoleksi dari Kebun Raya Eka Karya Bedugul.
Rosi, sapaan akbab wanita itu mengajak kami berkeliling melihat pengawetan tumbuhan di dalam lab milik Museum THBB. Bau alkohol mulai menusuk hidung ketika memasuki lab tersebut. Kekuatan daya hirup kami tak kuasa bertahan lama di dalam lab saat para petugas lab mulai mengawetkan tumbuhan. Kami pun segera keluar. Namun, melihat sekejap sudah mulai membayangkan kami untuk mencoba mengawetkan tumbuhan.
Saat dikonfirmasi, museum ini menyimpan koleksi herbarium kering dan basah, juga biji ini berasal dari tanaman koleksi kebun maupun hasil eksplorasi. Koleksinya sebanyak lebih dari 10.000 spesimen dari lumut sampai tumbuhan berbunga sekalipun. Museum ini memiliki koleksi biji kebun 311 jenis, biji umum 402 jenis, herbarium kebun 634 jenis, herbarium umum 873 jenis, herbarium lumut 60 jenis dan artefak etnobotani 79 buah. Menjadikan sarana belajar yang lengkap untuk mulai mengenal tumbuhan yang telah punah serta sedang berkembang saat ini. Tak ada salahnya jika kita coba tuk ber-botanical trip ke Museum THBB sembari melebarkan wawasan kita.(redaksi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar