Senin, 27 Desember 2010

Maskot LPM Khlorofil : Mang Kofil

SUMPAH “kami” PEMUDA Indonesia

Oleh:
Aulia Akbar


Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Naskah sumpah pemuda yang sudah pasti sering didengar setiap upacara bendera tanggal 28 oktober saat masih duduk di bangku sekolah dan mungkin sampai sekarang disaat kita telah berubah status menjadi mahasiswa sudah tentunya memberi arti tersendiri bagi kita sebagai kaum intelektual muda yang sedang berjuang melawan keterpurukan cita-cita sebagai pelajar di Negeri ini. Naskah yang diikrarkan untuk pertama kalinya pada 82 tahun yang lalu itu merupakan bukti otentik lahirnya bangsa Indonesia atas dasar rasa persatuan dalam hal: Sejarah, Bahasa, Hukum Adat, Pendidikan, dan Kemauan.

Walau Pertanian Kita Gak Boleh Gaptek



Teks :
Adnya Pratama

Wah. tadi malam begadang online di kampus sampai larut, tapi bukan buat sekedar facebook-an, tapi nyari nyari situs download gratis. Setelah beberapa menit sharing-sharing sama Om Google akhirnya dapat beberapa situs gratis, buat download game, maupun aplikasi gratis. Tujuan saya menulis artikel ini hanya sebagai saran bagi kawan-kawan pertanianku yang suka download hal-hal baru dari internet baik itu aplikasi, game, maupun yang lainnya namun bingung untuk mencari situs yang cocok. Bukan bermaksud menggurui namun hanya sekedar sharing saja. Berikut ini beberapa situs yang yang mungkin kawan-kawan butuhkan untuk mendownload aplikasi dan software secara gratis, situs-situs tersebut diantaranya :

 

Kamis, 02 Desember 2010

GIS, untuk Rencanakan Pengelolaan Lingkungan

Iptek
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010


Teks :
I. A. Yadnya Seni*


Pertanian berkelanjutan bukanlah pilihan tapi merupakan keharusan yang perlu dilakukan jika kita ingin terus dapat melakukan pembangunan.

Kita telah menyaksikan pertambahan penduduk dunia yang terus meningkat begitu besarnya seperti yang terjadi di Indonesia dan menyebabkan penurunan kualitas sumber daya alam serta kerusakan lingkungan yang sangat cepat.

Herbarium di Bedugul

Kondisi jalan yang penuh sesak akan kendaraan di kota membuat kami sedikit jenuh. Niat untuk me-refresh-kan otak pun mulai timbul dibenak kami. Arah mata angin memandu kami untuk segera menjelajahi Museum Herbarium Hortus Botanicus Baliense (THBB) yang terletak di kawasan Kebun Raya Eka Karya Bedugul.


Banyak Hambatan namun Sukses Terlaksana

Event
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010

Teks :
I Made Januartha*


Agricore ialah ajang kegiatan musik mahasiswa Fakultas Pertanian UNUD. Ajang ini merupakan salah satu kegiatan dari BEM FP UNUD Periode 2009/2010 yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Pada tahun 2010, acara ini akan dilaksanakan kembali. Musik yang ditampilkan dalam Agricore bertemakan underground yang marak digemari kaula muda saat ini. Namun, Agricore kali ini cukup banyak mendapat tantangan.

Himagri Patahkan Asumsi

Organisasi
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010

Teks :
Tri Wahyu Lestari*



Terencana dan pasti, mungkin ini salah satu ungkapan yang patut diberikan pada Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) dalam menjalankan roda kegiatan untuk melakukan semua program kerja yang direncanakan.

Usaha Jamur Tiram di Peguyangan

Pojok Bisnis
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010



Teks : Tri Wahyu Lestari*
Foto : Komang Adi Mahartha**


Kuliah sambil berbisnis adalah pilihan yang sangat menarik untuk diikuti jejaknya, apalagi bisnis yang dikembangkan memiliki peluang yang cukup menjanjikan, lebih-lebih jika bisnis ini didukung oleh pihak dinas pertanian.

BEM dan BPM Siap Kerja!

Laporan Utama
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010


Teks :
Komang Adi Mahartha*

Wajah-wajah berseri terpancar dari orang-orang yang memakai jas berwarna biru ketika berkumpul di ruang ekstensi. Tampak pula Dekan Fakultas Pertanian (FP), Prof. Dr. Ir. I Made Sudana, MS yang sedang membacakan sesuatu di depan orang-orang berjas biru itu. Sembari dipanggil dan disebut namanya, orang-orang tersebut berdiri membusungkan dadanya semakin menegaskan bahwa mereka ialah anggota BEM dan BPM Fakultas Pertanian.

Subak, Tetap Bertahan di Arus Glo-BALI-sasi

Essay Photo
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010



Teks dan Foto :
Dewa Made Putra Wiratama


Apa jadinya bila masyarakat Bali meninggalkan pertanian? Bali akan hancur. Pertanian adalah roh dan jiwa dari aktivitas kehidupan dan kebudayaan itu sendiri.

Musang, Pilih Ketua HMJ dan BPMA

Oleh :
Yunita Hendriyani*

Ingin regenerasi pengurus, salah satu hal yang dapat ditangkap dari Musyawarah Anggota (Musang) Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi ini.

Acara yang di-setting layaknya sidang anggota paripurna ini melibatkan berbagai elemen mahasiswa P.S Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD. Hanya dipersiapkan 1 bulan, acara ini penuh akan tantangan. Dengan penuh perjuangan panitia juga berusaha dengan baik untuk mempersiapkan acaranya. Sebab, keseluruhan panitia musang merupakan mahasiswa angkatan P.S. Agroekoteknologi 2009 yang masih minim pengalaman.

Musang, Pilih Ketua HMJ dan BPMA

Organisasi
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010



Oleh :
Yunita Hendriyani*

Ingin regenerasi pengurus, salah satu hal yang dapat ditangkap dari Musyawarah Anggota (Musang) Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi ini.

Acara yang di-setting layaknya sidang anggota paripurna ini melibatkan berbagai elemen mahasiswa P.S Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD. Hanya dipersiapkan 1 bulan, acara ini penuh akan tantangan. Dengan penuh perjuangan panitia juga berusaha dengan baik untuk mempersiapkan acaranya. Sebab, keseluruhan panitia musang merupakan mahasiswa angkatan P.S. Agroekoteknologi 2009 yang masih minim pengalaman.

Kurang kritis
Acara yang dikemas secara sersan (serius tapi santai) ini dibuka oleh Ketua Jurusan P.S. Agroekoteknologi, Ir. A A Ngurah Gede Suwastika, MP dengan penuh semangat. Banyak perdebatan yang terjadi ketika sidang mulai berlangsung. Keinginan untuk membentuk kader-kader mahasiswa yang memiliki jiwa berkomitmen, kreatif, dan bertanggung jawab tampaknya belum dapat diwujudkan pada musang di hari pertama. Kurangnya niat mahasiswa-mahasiswa dalam menyampaikan pendapat dalam sidang mengenai permasalahan yang sedang berkembang di lingkungan kampus semakin menyiratkan bahwa kekritisan mahasiswa masih sangat kurang.

Hakikat musang
Tujuan diadakan musang selain untuk memilih Ketua HMJ dan BPMA ialah membentuk dan membina kekompakan mahasiswa angkatan baru. Umumnya, kepanitiaan musang diisi oleh mahasiswa angkatan baru. Kepanitiaan yang dibentuk dengan komposisi mahasiswa baru pada hakikatnya untuk saling mengenal karakter mahasiswa satu sama lain. Dengan hal tersebut akan dapat dilihat cara kerja masing-masing mahasiswa yang masuk sebagai panitia. Selain itu, musang juga menjadi tolak ukur kekompakan masing-masing mahasiswa angkatan. Dan tentunya menjadi gengsi tersendiri untuk membuat acara musang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Sukses
Musang yang dilaksanakan pada tanggal 7-8 Agustus 2010 ini terbilang sukses besar. Dari segi kemantapan acara serta kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh peserta musang dengan sigap di-handle oleh panitia. “Panitia musang yang dijalankan mahasiswa angkatan 2009 mantap banget, konsumsinya pun enak. Saya gak sangka, temen-temen pintar masak. Jadi ingin nambah makan,” ujar Agus Parmadi salah seorang peserta musang. Acara pemilihan ketua BPMA dan HMJ terbilang cukup menegangkan. Sebab, masa depan sebuah organisasi ditentukan oleh pemimpinnya. Setelah dilakukan pemilihan calon dan berdasarkan hasil voting para peserta musang, maka terpilihlah I Dewa Nyoman Dharmayasa sebagai Ketua BPMA dan Putu Ananta Widhia Dharma sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (Himagrotek) periode tahun 2010-2011. Semoga dengan terpilihnya para pemimpin-pemimpin baru ini dapat menuntun anggotanya berkembang ke arah yang lebih baik.

*) Mahasiswi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian UNUD

Si Pemburu SKP

Opini

Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010



Teks : A.A. Ismail H. Pulungan*

Gambar : Komang Adi Mahartha


“SKP seakan menjadi bensin bernilai oktan tinggi bagi niat mahasiswa untuk datang dan mengikuti kegiatan..”

Sejak keluarnya Surat Keputusan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana nomor 1923/J14.1.23/KM.02.08/2006, dengan resmi FP UNUD memberlakukan sistem Satuan Kredit Partisipasi (SKP). Hal ini berarti bahwa setiap mahasiswa FP( mulai angkatan 2006) mau tidak mau, suka tidak suka harus mengumpulkan 28 SKP sebagai syarat agar dapat menyelesaikan studinya. Pemberlakuan ini memiliki maksud untuk mewujudkan dan menumbuhkembangkan kegiatan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, terencana, terarah, dan bertanggung jawab. Untuk mengembangkan sikap kepri badian dan pengetahuan, keterampilan serta seni mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah untuk dapat mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional.


Dengan pemberlakuan SKP, setiap acara yang dilakukan di dalam lingkungan FP dapat dikategorikan tidak terlalu sepi. Mengingat sekian banyaknya kegiatan mahasiswa yang ada, mengumpulkan 28 SKP bukanlah hal yang mustahil. Hal yang terpenting bukanlah terlengkapi jumlah SKP tersebut, melainkan bagaimana maksud dan tujuan pemberlakuan SKP tersebut dapat tercapai. Namun, tidak ada yang dapat menggaransi bahwa kesadaran dan keinginan untuk mengembangkan diri yang menjadi motivasi mahasiswa untuk datang. SKP seakan menjadi bensin bernilai oktan tinggi bagi niat mahasiswa untuk datang dan mengikuti kegiatan yang ada. SKP seakan menjadi gaji yang dinanti-nanti untuk setiap jerih payah yang dilakukan, seakan tidak ada loyalitas dan rasa tanggung jawab moral sebagai mahasiswa.



Mahasiswa 1 : “Entar ada acara seminar karya tulis, datang ya, Dik!”

Mahasiswa 2 : “Ada SKP-nya ga, Kak?”


Seperti itulah penggalan percakapan yang sering terjadi di kampus FP. Famplet-famplet kegiatan pun tertera tulisan “Full SKP” yang dibuat semenarik mungkin untuk menarik minat mahaiswa membacanya. Bahkan untuk kegiatan kerja bhakti membersihkan kampus untuk kenyamanan kita sendiri pun harus dengan iming-iming SKP. SKP menjadi hal terpenting, tujuan utama sebagian besar dari kita saat ini.


Mari kita ingat kembali kawan-kawan apa yang menjadi tujuan kita datang ke kampus sebagai seorang mahasiswa. Sudah seharusnya kita peduli pada kegiatan-kegiatan yang ada, karena itulah milik kita. Cukupkah bagi kawan-kawan setelah berpeluh keringat mengikuti kegiatan hanya mendapat sebuah SKP saja? Datang ke kampus hanya untuk merasakan indahnya detik-detik menjelang pulang ke rumah atau kos kita masing-masing tanpa peduli hal lain di kampus. Ada kesempatan, mari kita gunakan untuk mengembangkan wawasan menjadi pribadi lebih baik. Bukan Karena SKP!



*Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi FP UNUD

PROMOSI DEMI UBAH PERSEPSI

Berita Fakultas
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus

Oleh :
Ananta Widhia Dharma*

Setelah persentasi panjang, kertas yang disodorkanpun kembali dengan tulisan 19 nama siswa. Walaupun awalnya mereka menganggap remeh sosok beberapa orang berjas almamater itu.

Mungkin demikian suasana yang terjadi pada sosialisasi Fakultas Pertanian (FP) di kelas XII IPS 2 SMA 1 Payangan Gianyar. Paradigma awal mereka bahwa bertani sama dengan mencangkul mulai bergeser saat tim sosialisasi dari mahasiswa mempresentasikan dan mengoceh tentang FP.