Kamis, 03 Februari 2011

Almamater, Sebuah Kebanggaan atau Asal Pakai?

Buletin Khlorofil Edisi Ke-4
Januari 2011


Mahasiswa sangat identik dengan kata “almamater”. Ketika seorang siswa SMA memasuki jenjang perguruan tinggi, Ia akan disodorkan dengan sebuah jas yang dinamakan jas almamater. Ketika itulah siswa SMA dikatakan telah masuk menjadi  bagian dari almamater sebuah Universitas. Seiring berjalannya waktu, banyak kegiatan yang akan diikuti olehnya dengan menggunakan jas kebesaran tersebut. Yang menjadi pertanyaan besar baginya, apakah Ia mengerti apa itu “almamater” dan makna apa yang terkandung di dalamnya? 
Seorang mahasiswa dengan gagahnya menggunakan jas almamater mengikuti sebuah seminar di sebuah instansi. Ketika salah seorang peserta dari SMA bertanya kepadanya,” Kak, jas yang kakak pakai itu jas almamater kan? almamater itu apa yaw?”. Namun , dengan nada yang sangat ragu-ragu mahasiswa tersebut menjawab,”Wah saya juga gag tahu dik, pakai-pakai aja”. Siswa SMA tersebut hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban itu. Alangkah malunya menjadi mahasiswa tersebut. Oleh karenanya, agar kalian tidak menemukan situasi tersebut, marilah kita sedikit simak wacana di bawah ini tentang “Almamater” dan wawasannya. 
Jika kita melihat secara arti katanya, “alma mater”, atau kadang-kadang ditulis tersambung sebagai “almamater”, adalah istilah dalam bahasa Latin yang secara harafiah berarti “ibu susuan”(http://id.wikipedia.org/wiki/Alma_mater). Ketika kita mendengar kata ibu, Ia adalah sesosok yang melahirkan, merawat, dan menyayangi anaknya hingga tumbuh besar. Dapat kita telaah, almamater yang kita junjung adalah universitas kita sendiri, dimana Ialah yang akan merawat dan membimbing mahasiswa selayaknya seorang ibu, sehingga nantinya akan melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang tangguh berjiwa kritis, ilmiah dan akademis. Sehingga, penggunaan istilah ini populer di kalangan akademik/pendidikan untuk menyebut perguruan tempat seseorang menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Maka dari itu, sebagai mahasiswa hendaknya benar-benar berbhakti dan berbangga hati menjadi bagian almamater dengan mendukung dan menjalankan segala kebijakan perguruan tinggi serta menjunjung tinggi nama baik almamater. Dari pengertian tersebut, akan muncul berbagai konsepsi almamater yang disebut “wawasan almamater”. 

Wawasan tersebut tercermin dalam suatu anggapan-anggapan bahwa, almamater merupakan jiwa mahasiswa dan seluruh civitas akademika yang bersifat manunggal terhadap alamater, bersifat ilmiah, kritis dan akademis dalam hal yang menyangkut kemahasiswaan, serta berbakti pada universitas melalui almamater mengabdi pada rakyat. Di seluruh Universitas, almamater merupakan sebuah kebanggaan yang munculnya dari suatu kekuatan mahasiswa yang bersifat kritis, ilmiah, dan akademis.
Hal tersebut tidak dapat dipungkiri ketika mahasiswa turun ke jalan melakukan kritisi terhadap kebijakan pemerintah atau suatu kalangan, mereka dengan bangganya panas-panasan menggunakan jas almamater kebanggaan mereka demi dapat membela kaum tertindas terutama rakyat biasa. Selain itu, almamater merupakan suatu status formal  bagi mahasiswa ketika mereka mengikuti sebuah acara seminar yang dilakukan oleh berbagai instansi.
Almamater juga memberikan status peran akademis kepada para mahasiswa yang membela perguruan tingginya dalam hal pekan ilmiah, perlombaan antar institusi, debat publik, dan kegiatan akademis lainnya. Oleh karena itu, dari kebanggaan mahasiswa terhadap almamaternya akan menumbuhkan jiwa kekompakkan, nasionalisme, tanggung jawab, serta profesionalisme tinggi. (Didi Harizena*)

*) Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, FP UNUD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar