Kamis, 02 Desember 2010

Usaha Jamur Tiram di Peguyangan

Pojok Bisnis
Buletin Khlorofil Edisi ke-3 Bulan Agustus 2010



Teks : Tri Wahyu Lestari*
Foto : Komang Adi Mahartha**


Kuliah sambil berbisnis adalah pilihan yang sangat menarik untuk diikuti jejaknya, apalagi bisnis yang dikembangkan memiliki peluang yang cukup menjanjikan, lebih-lebih jika bisnis ini didukung oleh pihak dinas pertanian.

Sempurna, ini menjadikan kuliah sambil berbisnis tidak perlu dipikir dua kali lagi untuk dipilih oleh salah satu mahasiswa fakultas pertanian ini. Mahasiswa cerdas dan murah senyum ini adalah Ni Wayan Purnami Rusady yang lebih familiar dikenal dengan panggilan “Emick”. Dengan sigap, ia mulai mengajak kami menuju ruangan budidaya jamur tiram yang ia kelola sambil memperkenalkan usaha yang baru dirintisnya.

Kerjasama
Usaha jamur tiram ini bermula dari kerjasama dengan Dinas Pertanian yang mengutus Karang Taruna di daerah Peguyangan Kaja dan akhirnya diambil alih oleh Emick dan tiga orang temannya. “Dinas Pertanian meminta karang taruna di Peguyangan Kaja yang beranggotakan generasi muda untuk membentuk suatu kelompok dalam memproduksi jamur tiram dan semuanya saya ambil alih dengan tiga teman saya,” ujar gadis pemilik rambut panjang yang indah itu.

Tak sulit tumbuh
Budidaya jamur tiram sangatlah mudah karena tanaman jenis ini tidak seperti jenis jamur lainnya seperti jamur merang yang memerlukan ruangan tertutup dan hangat serta kedap udara, jamur tiram hanya membutuhkan teraturnya kelembaban suhu dan kadar air yang ada di dalam ruangan. “Saya tidak merasakan kesulitan dalam membudidayakan jamur tiram ini karena jamur tiram tidak termasuk tanaman yang manja, tanaman ini hanya membutuhkan kelembaban suhu dan kadar air yang teratur,” ujar Emick.

Pemasaran
Pemasaran hasil produksi dari usaha yang baru berjalan selama satu bulan ini cukup pesat. Untuk pemasaran, jamur tiram yang dibudidayakan ini biasanya dijual pada masyarakat Desa Peguyangan Kaja, kantor-kantor, rumah sakit, dinas sosial dan dinas pertanian. Untuk lebih memudahkan penjualan, jamur tiram yang diproduksi di Peguyangan Kaja ini dikemas dengan sebesar 200 gr dengan harga Rp. 5.000,-. Sangat menguntungkan tentunya.

Jamur tiram merupakan bisnis pertanian yang sangat menjanjikan karena selain mudah membudidayakannya, jamur tiram ini dapat dipanen dua kali sehari serta merupakan hal yang masih langka di Pulau Dewata. Bisnis yang masih berumur 1 bulan ini telah mencapai pendapatan sebesar Rp. 2.000.000, ini merupakan angka yang cukup untuk membangkitkan gairah bagi para generasi yang ingin berkuliah sambil berbisnis.


*) Mahasiswi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian UNUD
**) Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian UNUD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar